Parah Bioskop di Tengah Kota Jakarta ini Dijadikan Tempat Kaum "MAHO" Mesum

Kondisi bioskop di seberang Pasar Senen itu jauh dari nyaman. Dindingnya yang bercat putih kusam karena debu. Wajar saja, bagian dalam bioskop hanya dibatasi tiang-tiang besi yang membentuk pagar sehingga debu jalanan mudah menerobos masuk ke ruang tunggu bioskop, yang tidak bertempat duduk itu.



Bioskop Grand Keramat yang berada di lantai dasar, berkapasitas 200 lebih tempat duduk. Ruangannya sekitar dua kali lipat bioskop-bioskop milik 21. Kursi-kursinya terbuat dari kayu yang dilapisi busa tipis, dan agak lapuk. Di lantai juga tidak jarang sampah berserakan, seperti bungkus makanan, dan rokok.

Di Bioskop Mulia Agung, kondisinya tidak jauh berbeda, namun sejumlah pengunjung bercerita bahwa di teater di lantai satu itu lebih nyaman dan bersih. Selebihnya sama dengan di Grand Keramat termasuk, harga karcisnya Rp5.000.

Meski begitu bioskop yang terletak di antara Jalan Keramat Bunder dan Keramat Raya Jakarta Pusat ini tetap saja punya peminat. Penonton di kedua bioskop ini umumnya datang dari kalangan bawah, yang berusia 25 tahun ke atas. Namun boleh dibilang sebagian besar datang tidak untuk menonton film, melainkan "membuat film" dengan pasangan masing-masing, alias ber***** ria.


Gosip yang beredar, bioskop ini juga jadi ajang pertemuan kaum gay dan tempat para pria hidung belang.

Bioskop tersebut menjadi sarang prostitusi. Bahkan, bioskop tersebut membiarkan penontonnya beraktifitas seks seperti di film yang diputar.

Memasuki ruang pertunjukan teater 1, suasananya hampir sama dengan bioskop modern saat ini. Banyak pasangan maho yang duduk bersebelahan sambil becanda dengan mesra layaknya pasangan lawan jenis. Saat itu adegan di film syur tersebut belum terlalu 'panas'.

Saat adegan di film itu mulai memanas, tepat di kursi deretan belakang di atas, nampak pasangan maho memadu kasih. Ada yang saling cium bibir, berpelukan mesra, bahkan ada yang melakukan kegiatan seks.
Tak adanya pendingin ruangan (AC) makin membuat suasana hot. Adegan di layar besar itu juga semakin vulgar. Bunyi-bunyi aneh dari kursi penonton pun mulai terdengar. Dari suara desahan, rintihan kesakitan, dan tawa kegirangan. Beberapa maho tampak berlalu-lalang berganti pasangan.

Mengenai keberadaan maho ini, ternyata sudah berlangsung cukup lama. Seorang pedagang sempat memberitahukan keberadaan kaum penyuka sesama jenis itu.

Disarankan, jangan sekali-kali pergi sendiri ke bioskop ini karena sekarang juga sudah menjadi 'sarang' maho alias manusia homo. Awwwaasss MAHO

Sumber http://forum.viva.co.id/showthread.php?p=5061333&posted=1#post5061333