Lintas Cewek - Wanita Jepang memang dikenal memiliki bentuk tubuh ramping. Ini karena mereka yang melakukan program diet murah dan mudah.
Nah, ingin tahu cara wanita Jepang menurunkan berat badan mereka? Simak ulasan berikut yang mengutip beberapa cara diet yang sering dilakukan oleh perempuan Jepang.
Gemar makan sayur
Dalam hidangan Jepang, sayur tak pernah terlupakan. Bahkan sayur, mulai dari brokoli, kembang kol, terung, hingga lobak, sering disajikan sebagai hidangan utama.
Berbeda dari hidangan Barat, yang menyajikan daging merah sebagai hidangan utama, di Jepang daging merah hanyalah hidangan tambahan yang hanya sesekali disajikan.
Kebiasaan ini juga membuat wanita Jepang bertubuh langsing. Karena, sayuran dikenal sebagai makanan tinggi serat yang membuat kita kenyang lebih lama. Kita pun tidak mudah tergoda ngemil di antara waktu makan.
Begitu juga dengan buah. Oleh sebab itu, ?bersahabatlah? dengan sayuran. Saat ingin ngemil, pilihlah sayur atau buah segar agar berat badan Anda tidak terus bertambah.
Cinta kacang kedelai
Rata-rata, orang Jepang mengonsumsi 50 gram kedelai tiap hari. Jauh lebih banyak dibanding konsumsi kedelai di negara lain, seperti di Cina, yang hanya 10 gram per hari.
Menariknya, kebanyakan mereka mengonsumsi kedelai dalam bentuk alami, seperti tofu, miso, edamame, dan kacang kedelai.
Kebiasaan ini sangat baik karena kacang kedelai merupakan sumber protein yang baik untuk menggantikan daging. Selain rendah lemak jenuh dan kolesterol, kacang kedelai merupakan sumber protein nabati dan serat yang baik. Sehingga, secara tidak langsung, baik untuk mengontrol nafsu makan.
Namun perhatikan proses pengolahan makanan yang bersumber dari kacang kedelai. Tempe memang merupakan salah satu makanan dari kacang kedelai yang baik. Selain tempe, tahu dan susu kedelai juga bisa menjadi pilihan tepat.
Bersahabat dengan nasi
Nasi merupakan makanan utama di Jepang. Bahkan, terkadang mereka makan semangkuk nasi empat kali sehari. Karena kebiasaan itu, wanita Jepang mampu menghindari muffin, roti putih, donat, atau makanan lain yang berkalori tinggi. Dan, yang tak kalah penting, mereka umumnya menyajikan nasi tanpa bumbu, minyak, ataupun mentega.
Menurut dr Sophia Hage, karbohidrat memang baik dan tidak boleh dihindari.
Normalnya, kita membutuhkan 50% hingga 60% karbohidrat dari total makanan yang kita konsumsi. Dengan catatan, konsumsilah karbohidrat yang baik, yakni karbohidrat kompleks, seperti roti gandum dan nasi merah.
Karbohidrat kompleks baik karena diproses perlahan sehingga membuat Anda tidak mudah lapar. Berbeda dengan karbohidrat sederhana yang terkandung dalam nasi putih atau roti putih.
Mengunyah makanan perlahan
Orang Jepang terbiasa mengunyah makanan perlahan. Rupanya, hal itu berdampak baik untuk menjaga berat badan karena mengunyah lebih lama memberi sugesti kenyang lebih cepat pada tubuh.
Perlu Anda ketahui, sinyal otak yang memberi tahu rasa kenyang bekerja selangkah lebih lambat dibanding cara kita makan. Sehingga, jika makan dengan cepat, pada saat Anda tahu bahwa Anda telah kenyang, Anda sudah telanjur makan terlalu banyak.
Jika makan dengan perlahan, Anda tahu bahwa Anda sudah kenyang di waktu yang tepat. Anda pun akan berhenti sebelum Anda makan terlalu banyak.
Seperti salah satu nasihat yang terkenal di Jepang, yaitu hara hachi bunme yang berarti makanlah sampai Anda 80% kenyang. Sebab, jika terlalu kenyang, lambung akan terbiasa dengan porsi yang besar. Hal itu akan berdampak buruk bagi tubuh Anda.
Jika Anda ingin belajar makan lebih lambat, cobalah meniru kebiasaan orang Jepang makan dengan sumpit. Tidak mudah makan dengan sumpit sehingga Anda jadi makan lebih lambat dari biasanya. Makanan yang dapat terambil dengan sumpit pun lebih sedikit dibanding suapan menggunakan sendok.
Lakukan diet pisang
Salah satu jenis diet yang cukup populer di Jepang saat ini adalah 'diet pisang'. Kenapa dinamakan begitu? Karena diet ini hanya mengharuskan orang mengonsumsi pisang dan segelas air di pagi hari.
Selebihnya mereka boleh mengonsumsi makanan apapun saat makan siang dan malam. Mudah bukan?
Meski begitu, seperti cara diet pada umumnya, para pelaku 'diet pisang' ini juga memiliki pantangan. Mereka tidak boleh makan makanan yang manis dan terlalu banyak mengandung gula.
Makanan ringan hanya boleh dimakan sekali dalam sehari. Makanan penutup saat makan malam juga dilarang. Selain itu, mereka hanya boleh makan sebelum jam delapan malam.
Menu makan rumahan
Cobalah menu hidangan ala dapur Tokyo, yang banyak menyajikan masakan dari ikan, sayuran, nasi, kedelai, teh, dan buah. Semuanya diolah dengan cara sederhana. Cita rasanya yang khas berasal dari minyak kanola, bawang, wortel, dan bokchoy.
Kendati demikian, menurut Lilian Cheung RD DSc, direktur Health Promotion and Communication Department of Nutrition, Harvard School of Public Health, kandungan sodium makanan ini harus dikurangi.
Lahap apa saja
Anda tetap bisa melahap apa saja, asalkan dalam porsi kecil dan sehat. Menurut T. Colin Campbell dari Cornell University, makanan tradisional Asia paling aman disantap kala sedang menurunkan berat badan.
Sering berolahraga
Tak perlu olahraga muluk-muluk. Cukup dengan berjalan kaki sebanyak dan sesering mungkin. Selain mudah dilakukan, jalan kaki dapat membantu mengikis lemak membandel di tubuh sekaligus menyehatkan jantung Anda.
Selalu sarapan
Bagi wanita Jepang, makan pagi sangat penting. Tiap hari mereka rela bangun pagi untuk menyiapkan sarapan bagi keluarganya. Menu makan pagi khas Jepang cukup lengkap, terdiri dari semangkuk nasi, sup miso, tofu, irisan bawang daun, lembaran kecil rumput laut, omelet atau sepotong salmon panggang, dan teh hijau.
Kebiasaan ini patut dicontoh. Sebab, untuk menjaga berat badan, Anda tidak boleh melewatkan setiap waktu makan, termasuk makan pagi. Jika tidak makan, Anda akan kelaparan dan tidak terjadi proses metabolisme, yang berarti tak ada pembakaran lemak tubuh.
Itu sebabnya, jangan melewatkan makan pagi dan pilihlah menu yang baik, yaitu yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan serat. Jangan cuma roti dan mentega karena Anda hanya akan mendapatkan karbohidrat dan lemak.
Teh hijau sepanjang hari
Salah satu minuman yang sangat digemari di Jepang adalah teh hijau. Mereka minum teh hijau sepanjang waktu, saat makan, di antara jam makan, pagi hari, maupun sore hari. Bahkan, di rumah-rumah makan Jepang, teh hijau selalu tersedia gratis layaknya air putih di Indonesia.
Kebiasaan mengonsumsi teh hijau sangat baik untuk tubuh, karena mengandung antioksidan yang cukup tinggi yang dapat mengikat radikal bebas dalam tubuh. Apalagi jika diminum tanpa tambahan gula seperti yang biasa dilakukan wanita Jepang.
Nah, ingin tahu cara wanita Jepang menurunkan berat badan mereka? Simak ulasan berikut yang mengutip beberapa cara diet yang sering dilakukan oleh perempuan Jepang.
Gemar makan sayur
Dalam hidangan Jepang, sayur tak pernah terlupakan. Bahkan sayur, mulai dari brokoli, kembang kol, terung, hingga lobak, sering disajikan sebagai hidangan utama.
Berbeda dari hidangan Barat, yang menyajikan daging merah sebagai hidangan utama, di Jepang daging merah hanyalah hidangan tambahan yang hanya sesekali disajikan.
Kebiasaan ini juga membuat wanita Jepang bertubuh langsing. Karena, sayuran dikenal sebagai makanan tinggi serat yang membuat kita kenyang lebih lama. Kita pun tidak mudah tergoda ngemil di antara waktu makan.
Begitu juga dengan buah. Oleh sebab itu, ?bersahabatlah? dengan sayuran. Saat ingin ngemil, pilihlah sayur atau buah segar agar berat badan Anda tidak terus bertambah.
Cinta kacang kedelai
Rata-rata, orang Jepang mengonsumsi 50 gram kedelai tiap hari. Jauh lebih banyak dibanding konsumsi kedelai di negara lain, seperti di Cina, yang hanya 10 gram per hari.
Menariknya, kebanyakan mereka mengonsumsi kedelai dalam bentuk alami, seperti tofu, miso, edamame, dan kacang kedelai.
Kebiasaan ini sangat baik karena kacang kedelai merupakan sumber protein yang baik untuk menggantikan daging. Selain rendah lemak jenuh dan kolesterol, kacang kedelai merupakan sumber protein nabati dan serat yang baik. Sehingga, secara tidak langsung, baik untuk mengontrol nafsu makan.
Namun perhatikan proses pengolahan makanan yang bersumber dari kacang kedelai. Tempe memang merupakan salah satu makanan dari kacang kedelai yang baik. Selain tempe, tahu dan susu kedelai juga bisa menjadi pilihan tepat.
Bersahabat dengan nasi
Nasi merupakan makanan utama di Jepang. Bahkan, terkadang mereka makan semangkuk nasi empat kali sehari. Karena kebiasaan itu, wanita Jepang mampu menghindari muffin, roti putih, donat, atau makanan lain yang berkalori tinggi. Dan, yang tak kalah penting, mereka umumnya menyajikan nasi tanpa bumbu, minyak, ataupun mentega.
Menurut dr Sophia Hage, karbohidrat memang baik dan tidak boleh dihindari.
Normalnya, kita membutuhkan 50% hingga 60% karbohidrat dari total makanan yang kita konsumsi. Dengan catatan, konsumsilah karbohidrat yang baik, yakni karbohidrat kompleks, seperti roti gandum dan nasi merah.
Karbohidrat kompleks baik karena diproses perlahan sehingga membuat Anda tidak mudah lapar. Berbeda dengan karbohidrat sederhana yang terkandung dalam nasi putih atau roti putih.
Mengunyah makanan perlahan
Orang Jepang terbiasa mengunyah makanan perlahan. Rupanya, hal itu berdampak baik untuk menjaga berat badan karena mengunyah lebih lama memberi sugesti kenyang lebih cepat pada tubuh.
Perlu Anda ketahui, sinyal otak yang memberi tahu rasa kenyang bekerja selangkah lebih lambat dibanding cara kita makan. Sehingga, jika makan dengan cepat, pada saat Anda tahu bahwa Anda telah kenyang, Anda sudah telanjur makan terlalu banyak.
Jika makan dengan perlahan, Anda tahu bahwa Anda sudah kenyang di waktu yang tepat. Anda pun akan berhenti sebelum Anda makan terlalu banyak.
Seperti salah satu nasihat yang terkenal di Jepang, yaitu hara hachi bunme yang berarti makanlah sampai Anda 80% kenyang. Sebab, jika terlalu kenyang, lambung akan terbiasa dengan porsi yang besar. Hal itu akan berdampak buruk bagi tubuh Anda.
Jika Anda ingin belajar makan lebih lambat, cobalah meniru kebiasaan orang Jepang makan dengan sumpit. Tidak mudah makan dengan sumpit sehingga Anda jadi makan lebih lambat dari biasanya. Makanan yang dapat terambil dengan sumpit pun lebih sedikit dibanding suapan menggunakan sendok.
Lakukan diet pisang
Salah satu jenis diet yang cukup populer di Jepang saat ini adalah 'diet pisang'. Kenapa dinamakan begitu? Karena diet ini hanya mengharuskan orang mengonsumsi pisang dan segelas air di pagi hari.
Selebihnya mereka boleh mengonsumsi makanan apapun saat makan siang dan malam. Mudah bukan?
Meski begitu, seperti cara diet pada umumnya, para pelaku 'diet pisang' ini juga memiliki pantangan. Mereka tidak boleh makan makanan yang manis dan terlalu banyak mengandung gula.
Makanan ringan hanya boleh dimakan sekali dalam sehari. Makanan penutup saat makan malam juga dilarang. Selain itu, mereka hanya boleh makan sebelum jam delapan malam.
Menu makan rumahan
Cobalah menu hidangan ala dapur Tokyo, yang banyak menyajikan masakan dari ikan, sayuran, nasi, kedelai, teh, dan buah. Semuanya diolah dengan cara sederhana. Cita rasanya yang khas berasal dari minyak kanola, bawang, wortel, dan bokchoy.
Kendati demikian, menurut Lilian Cheung RD DSc, direktur Health Promotion and Communication Department of Nutrition, Harvard School of Public Health, kandungan sodium makanan ini harus dikurangi.
Lahap apa saja
Anda tetap bisa melahap apa saja, asalkan dalam porsi kecil dan sehat. Menurut T. Colin Campbell dari Cornell University, makanan tradisional Asia paling aman disantap kala sedang menurunkan berat badan.
Sering berolahraga
Tak perlu olahraga muluk-muluk. Cukup dengan berjalan kaki sebanyak dan sesering mungkin. Selain mudah dilakukan, jalan kaki dapat membantu mengikis lemak membandel di tubuh sekaligus menyehatkan jantung Anda.
Selalu sarapan
Bagi wanita Jepang, makan pagi sangat penting. Tiap hari mereka rela bangun pagi untuk menyiapkan sarapan bagi keluarganya. Menu makan pagi khas Jepang cukup lengkap, terdiri dari semangkuk nasi, sup miso, tofu, irisan bawang daun, lembaran kecil rumput laut, omelet atau sepotong salmon panggang, dan teh hijau.
Kebiasaan ini patut dicontoh. Sebab, untuk menjaga berat badan, Anda tidak boleh melewatkan setiap waktu makan, termasuk makan pagi. Jika tidak makan, Anda akan kelaparan dan tidak terjadi proses metabolisme, yang berarti tak ada pembakaran lemak tubuh.
Itu sebabnya, jangan melewatkan makan pagi dan pilihlah menu yang baik, yaitu yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan serat. Jangan cuma roti dan mentega karena Anda hanya akan mendapatkan karbohidrat dan lemak.
Teh hijau sepanjang hari
Salah satu minuman yang sangat digemari di Jepang adalah teh hijau. Mereka minum teh hijau sepanjang waktu, saat makan, di antara jam makan, pagi hari, maupun sore hari. Bahkan, di rumah-rumah makan Jepang, teh hijau selalu tersedia gratis layaknya air putih di Indonesia.
Kebiasaan mengonsumsi teh hijau sangat baik untuk tubuh, karena mengandung antioksidan yang cukup tinggi yang dapat mengikat radikal bebas dalam tubuh. Apalagi jika diminum tanpa tambahan gula seperti yang biasa dilakukan wanita Jepang.