"Aku membungkuk dan berbisik di telinganya 'Ibu telah pergi, dia menunggumu di surga'. Saat itu, aku pikir Ayah telah tahu bahwa inilah waktunya." kata Bradford, asal Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, dikutip Dream.co.id dari emirates247.com, Minggu, 3 Mei 2015.
Tak lama kemudian, ayah Bradford, Marcus Yensen, meninggal karena gagal jantung. Sementara istrinya selama 74 tahun, Madelyn Yensen meninggal setelah menderita kejang lima jam sebelumnya pada hari itu juga tanggal 7 April 2015.
"Mereka selalu bersama-sama dan mencintai satu sama lain. Ayah selalu menekankan Ibu harus meninggal di rumah dengan perawatan yang tepat," kata Bradford.
Marcus menikah dengan Madelyn pada 17 Oktober 1940, satu bulan setelah mereka bertemu di sebuah studio tari. Mereka tinggal sejak tahun 1949 di sebuah rumah bata kuno yang menjadi tempat membesarkan tiga anak mereka hingga sekarang.
Anak lainnya, Byron Yensen, mengatakan meski merasa sedih, namun anak-anak tetap bahagia karena kedua orang tuanya tidak terpisah terlalu lama.
"Ini akan sangat sulit bagi Ibu atau Ayah untuk hidup tanpa yang lain," katanya kepada Deseret News. "Mereka benar-benar saling mencintai."
"Ayah tidak ingin meninggalkan Ibu sendirian di sini. Dia ingin merawatnya," tambahnya.
Marcus Yensen adalah seorang veteran Perang Dunia II dan menjadi insinyur di Union Pacific Railroad, sementara istrinya adalah ibu rumah tangga.
sumber http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1924273